FONOLOGI BAHASA INDONESIA
TUGAS PERTAMA
SUMBER LINGUSTIK UMUM ABDUL CHAER
PROGRAM STUDI
PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
FKIP UIR
SUSIANA
2a/136210394
LINGUISTIK
UMUM
1. Pengertian
Linguistik Umum
Secara
populer orang sering menyatakan bahwa lingustik adalah ilmu tentang bahasa,
atau ilmu yang menjadikan bahasa sebagai objek kajianya, atau lebih tepat lagi,
seperti dikatakan Martinet (1987:19) telaah ilmiah mengenai bahasa manusia.
Bahasa
sebagai objek kajian linguistik bisa kita bndingkan dengan peristiwa-peristiwa
alam yang menjadi objek kajianya ilmu fisika, atau dengan berbagai penyakit dan
cara pengobatanya yang menjadi objek kajian ilmu kedokteran, atau dengan
gejala-gejala sosial dalam masyrakat yang menjadi kajian sosiologi.
Ilmu
lingustik sering juga disebut lingustik
umum (general linguistics). Artinya, ilmu lingustik itu tidak hanya
mengkaji sebuah bahasa saja, seperti bahasa jawa atau bahasa arab, melainkan
mengkaji seluk beluk bahasa pada umumnya, bahasa yang menjadi alat interaksi
sosial milik manusia, yang dalam bahasa peristilahan prancis disebut langage.
Keumuman
lingustik ini akan tampak dari contoh-contoh pembahsan yang diambil dari
berbagai bahasa, bukan dari bahasa tertentu saja, misalnya, dalam pembahasan
urutan D-M (Diterangka –Menerangkan)
contoh diambil contoh dari bahasa indonesia dan bahasa prancis. Dalam
pembahasan morfem suprasegmental diambil contoh dari bahasa cina dan bahasa
Muangthai. Dalam pembahasan pradigma infelsional digunakan contoh dari bahasa
latin. Dalam pembahasan mengenai modifikasi internal diambil contoh dari bahasa
arab.
Dalam
dunia keilmuan ternyata yang “mengambil” bahasa sebagai objeknya bukan hanya
linguistik, tetapi ada pula ilmu atau disiplin lain, misalnya, ilmu susastra,
ilmu sosial, psikologis, dan fisika. Ilmu susastra mendekati bahasa atau
memandang bahasa sebagai wadah seni, sebagai sarana atau alat untuk
mengungkapkan karya seni. Bahasa dilihat dan digunakan sebagai sarana menciptakan keindahan, yang halnya sama
dengan garis dan warna dalam seni lukis, atau bentuk-bentuk dalam seni patung,
atau bunyi dan nada dalam seni musik. Ilmu sosial atau sosiologi mendekati dan
memandang bahasa sebagai alat interaksi sosial di dalam masyarakat. Psikolog mendekati
dan memandang bahasa sebagai gejala pelahiran kejiwaan. Sedangkan fisika
mendekati dan memandang bahasa sebagai fenomena alam, yakni sebagai gelombang
bunyi yang merambat dari mulut pembicara ke telinga si pendegar. Dan linguistik
mendekati dan memandang bahasa sebagai bahasa. Bukan sebagai sosok yang lain.
Sebagai
alat komunikasih manusia bahasa dan sekaligus sistematis. Yang dimaksud dengan
sistem adalah bahwa bahasa itu bukan suatu tunggal, melainkan terdiri pula dari
beberapa subsistem, yaitu subsistem fonologi, subsistem morfologi, subsistem
semantik.
Dalam
bahasa indonesia kata linguistik bukan hanya berarti ilmu tentang bahasa.
Misalnya, dalam ungkapan keadaan linguistik di indonesia berarti “tataran
bahasa.
2. HAKIKAT
BAHASA
Ada
beberapa ciri atau sifat yang hakiki dari bahasa. Sifat atau ciri itu, antara
lain:
1. Bahasa
sebagai sistem
Kata
sistem sudah biasa digunakan dalam kehidupan sehari-hari dengan makna ‘cara’
atau ‘aturan’. Seperti dalam kalimat “kalau tahu sistemnya, tentu mudah
mengerjakanyua”. Tetapi dalam kaitan dengan keilmuan, sistem berarti susunan
teratur berpola yang membentuk suatu keseluruhan yang bermakna atau berfungsi.
Bahasa terdiri dari unsur-unsur atau komponen-komponen yang secara teratur
tersusun menurut pola tertentu, dan membentuk suatu kesatuan. Kalau kita
perhatikan dua deretan kata-kata berikut.
(9)
Kucing itu melompat ke meja
(10)
Kucing melompat itu meja ke
Sebagai
penutur bahasa indonesia, akan tahu bahwa deretan 9 adalah sebuah kalimat
bahasa indonesia karena tersusun dengan benar menurut pola aturan kaidah bahasa
indonesia. Sebaliknya, deretan 10 bukan kalimat bahasa indonesia karena tidak
tersusun menurut pola aturan atau sistem bahasa indonesia.
Sebagai sebuah sistem, bahasa itu
sekaligus bersifat sistematis dan sistemis. Dengan sistemis, artinya, bahasa
itu tersusun menurut suatu pola, tidak tersusun secara acak, secara
sembarangan. Sedangkan sistemis, artinya, bahasa itu bukan merupakan sistem
tunggal, tetapi terdiri dari sub-subsistem, atau sistem bawahan. Di sini dapat
disebutkan, antara lain, subsistem fonologi, subsistem morfologi, subsistem
sintaksis, subsistem semantik.
2. Bahasa
Sebagai Lambang
Eams
Cassirer, seorang serjana dan filosof mengatakan bahwa manusia adalah makhluk
bersimbol (animal symbolicum), seorang
sarjana dan filosof mengatakan bahwa manusia adalah mahluk bersimbol (animal symbolicum). Hampir tidak ada
kegiatan yang tidak terlepas dari simbol. Termasuk alat komunikasi verbal yang
disebut bahasa
3. Bahasa
adalah bunyi
Kata
bunyi, yang sering sukar dibedakan
dengan kata suara, sudah bisa kita
dengar dalam kehidupan sehari-hari. Secara teknis, menuruk Kridalaksana
(1983:27) bunyi adalah kesan pada pusat saraf sebagai akibat dari getaran
gendang telinga yang bereaksi karena perubahan-perubahan dalam tekanan udara.
Bunyi ini bisa bersumber pada gesekan atau benturan benda-banda, alat suara
pada binatang dan manusia. Bunyi yang bukan dihasilkan oleh alat ucap manusia
tidak termasuk bunyi bahasa. Tetapi yang dihasilkan oleh alat ucap manusia
termasuk bunyi bahasa.
Bunyi
teriak, bersin, batuk-batuk, dan bunyi orokan bukan termasuk bunyi bahasa,
meskipun dihasilkan oleh alat ucap manusia, karena semuanya itu tidak termasuk
ke dalam sistem bunyi bahasa. Orokan terjadi tidak disadari dan tidak dapat
menyampaikan pesan apa pun. Teriakan, bersin, dan batuk-batuk terjadi bisa
disadari, dan kadang-kadang dipakai juga untuk menyampaikan pesan, sama halnya
bahasa tetapi juga bukan bunyi bahasa karena tidak dapat dikombinasikan dengan
bunyi-bunyi lain untuk menyampaikan pesan. Satuan bunyi yang dihasilkan oleh
alat ucap manusia yang di dalam fonetik diamati sebagai “fon” dan di dalam
fonemik sebagai “fonem”.
4. Bahasa
itu bermakna
Lambang-lambang bunyi bahasa yang
bermakna itu di dalam bahasa berupa satuan-satuan bahasa yang berwujud morfem, kata, frase, klausa, kalimat, dan
wacana. Semua satuan itu memiliki makna. Namun, karena ada beberapa
tingkatan. Maka jenis maknanya pun tidak sama. Mekna yang berkenaan dengan
morfem dan kata disebut makna lesikal, yang berkenaan dengan frase, klausa, dan
kalimat disebut makna gramatikal: dan yang berkenaan dengan wacana disebut
makna pragmatik, atau makna konteteks.
Karena bahasa itu bermakna, maka segala
ucapan yang tidak mempunyai makna dapat disebut bukan bahasa. Jadi,
bentuk-bentuk setidaknya dalam bahasa indonesia. Bukan bahasa.
[urgloropiukm]
[mnopkild dkusmopl gkopirs]
[sriritut phulamis gojku]
Jadi, sekali lagi bentuk-bentuk
bunyi yang tidak bermakna dalam bahasa apa pun, bukanlah bahasa, sebab fungsi
bahasa adalah menyampaikan pesan, konsep, ide, atau pemikiran.
5. Bahasa
itu Arbitrer
Kata
arbitrer bisa diartikan ‘
sewenang-wenang’, berubah-ubah, tidak tetap, mana suka’. Yang dimaksud dengan
istilah arbitrer itu adalah adanya hubungan wajib antara lambang bahasa (yang
berwujud bunyi itu) dengan konsep atau pengertian yang dimaksud oleh lambang
tersebut. Umpamanya, antara [kuda] dengan dengan yang dilambangkannya, yaitu
“sejenis binatang berkaki empat yang bisa dikendarai”. Kita tidak dapat
menjelaskan mengapa binatang tersebut dilambangkan dengan bunyi [kuda].
Mengapa, misalnya bukan [aduk] atau [akud] atau lambang lainya. Begitu juga,
kita tidak dapat menjelaskan hubungan antara lambang bunyi [air] dengan benda
yang dilambangkanya, yaitu “barang cair yang biasa dipakai untuk minum, mandy, atau
masak”, yang rumus kimianya H2O. Mengapa bukan dilambangkan dengan bunyi [ria]
atau [ari], misalnya, tidak bisa dijelaskan karena sifat arbitrer itu.
6. Bahasa
itu konvensional
Meskipun
hubungan antara lambang bunyi dengan yang dilambangkannya bersifat arbitrer,
tetapi penggunaan lambang tersebut untuk suatu konsep tertentu bersifat
konvensional. Artinya, semua anggota masyarakat bahasa itu mematuhi konvensi
bahwa lambang tertentu iyu digunakan untuk mewakili konsep yang diwakilinya,
kalau, misalnya, binatang berkaki empat yang biasa dikendari, yang secara
arbitter dilambangkan dengan bunyi [kuda], maka anggota masyarakat bahasa
indonesia, semuanya, harus mematuhinya. Kalau tidak dipatuhinya, dan
menggantikannya dengan lambang lain. Maka komunikasi akan terhambat. Biasanya
menjadi tidak bisa dipahami oleh penutur bahasa indonesia lainya, dan berarti
pula dia telah keluar dari konvensi itu.
7. Bahasa
itu Produktif
Kata
produktif adalah bentuk ajektif dari
kata benda produksi . Arti produktif
adalah banyak hasilnya, atau lebih tepat “terus-menerus menghasilkan”. Bahasa
itu dikatakan produktif, karena unsur-unsur bahasa itu terbatas, tetapi dengan
unsur-unsur yang jumlahnya terbatas itu dapat dibuat satuan-satuan bahasa yang jumlahnya
tidak terbatas, meski secara relatif, sesuai dengan sistem yang berlaku dalam
bahasa itu.
Keproduktifan
bahasa indonesia dapat juga dilihat pada jumlah kalimat yang di buat. Dengan
kosakata yang menurut Kamus Besar Bahasa
Indonesia hanya berjumlah lebih kurang 60.000 buah, kita dapat membuat
kalimat bahasa indonesia yang mungkin puluhan juta banyaknya, termasuk juga
kalimat-kalimat yang belum pernah ada atau pernah dibuat orang.
8. Bahasa
itu Unik
Unik
artinya mempunyai ciri khas yang spesifik yag tidak dimiliki oleh orang lain.
Setiap bahasa mempunyai ciri khas sendiri yang tidak dimiliki oleh bahasa
lainya. Ciri khas ini bisa menyangkut sistem bunyi, sistem pembentukan kata,
sistem pembentukan kalimat, atau sistem-sistem lainya. Salah satu keunikan
bahasa indonesia adalah bahwa tekanan kata tidak tidak morfemis, melainkan
sintaksis. Maksudnya kalau pada kata tertentu di dalam kalimat kita berikan
tekanan, maka makna kata itu tetap. Yang berubah adalah makna keseluruhan
kalimatnya.
9. Bahasa
itu Universal
Selain
bersifat unik, yakni mempunyai sifat atau ciri masing-masing, bahasa itu juga
universal. Artinya, ada ciri-ciri yang sama yang dimiliki oleh setiap bahasa
yang ada di dunia ini. Ciri-ciri yang universal ini tentunya ini tentunya
merupakan unsur bahasa yang paling umu, yang bisa dikaitkan dengan ciri-ciri
atau sifat-sifat bahasa lain. Karena bahasa itu bersifat ujaran, maka ciri
universal dari bahasa yang paling umum adalah bahasa itu mempunyai bunyi bahasa
yang terdiri dari vokal dan konsonan.
10. Bahasa
itu Dinamis
Bahasa
adalah satu-satunya milik manusia yang tidak pernah lepas dari segala kegiatan
dan gerak manusia sepanjang keberadaan manusia itu, sebagai mahluk yang
berbudaya dan bermasyarakat. Tak ada kegiatan manusia yang tidak disertai oleh bahasa.
Perubahan dalam bahasa ini dapat tejadi berupa pengembangan dan perluasan,
melainkan berupa kemunduran sejalan dengan perubahanyang dialami masyarakat
bahasa yang bersangkutan.
11. Bahasa
itu Bervariasi
Mengenai
variasi bahasa itu ada tiga istilah yang perlu diketahui, yaitu, idiolek,
dialek, dan ragam. Idiolek adalah variasi atau ragam bahasa yang bersifat
perseorangan. Dialek adalah variasi bahasa yang digunakan oleh sekelompok
anggota masyarakat pada suatu tempat atau suatu waktu, misalnya, kita di
indonesia mengenal adanya bahasa jawa dialek banyumas, bahasa jawa dialek
banyumas, bahasa jawa dialek tegal, bahasa jawa dialek surabaya, dan
sebagainya.
Ragam atau ragam bahasa adalah
variasi yang digunakan dalam situasi, keadaan, atau untuk keperluan tertentu.
Untuk situasi formal digunakan ragam bahasa yang disebut ragam baku atau ragam
standar, untuk situasi yang tidak formal digunakan ragam yang tidak baku atau
ragam nonstandar. Dari sarana yang digunakan ragam dapat dibedakan adanya ragam
basaha ilmiah, ragam bahasa lisan dan ragam bahasa tulisan.
12. Bahasa
itu Mahasiswa
Bahasa
itu adalah sistem lambang bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap manusia,
bersifat arbitrer, bermakna, dan produktif, maka dapat dikatakan bahwa binatang
tidak mempunyai bahasa. Bahwa binatng dapat berkomunikasih dengan sesama
jenisnya, bahkan juga dengan manusia, adalah memang suatu kenyataan. Namun,
alat komunikasinya tidaklah sama dengan alat komunikasinya tidaklah sama dengan
alat komunikasih manusia, yaitu bahasa.
Alat komunikasi manusia yang namanya
bahasa adalah bersifat manusiawi, dalam arti hanya milik manusia dan hanya
dapat digunakan oleh manusia. Alat komunikasi binatang bersifat terbatas, dalam
arti hanya digunakan untuk keperluan hidup kebinatangan itu saja.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar