style="position:absolute; top: 0px; right: 0px;" />

mempercantik latar

Rabu, 02 April 2014

FONOLOGI BAHASA INDONESIA BUNYI PENGIRING

FONOLOGI BAHASA INDONESIA
TUGAS KESEMBILAN
SUMBER FONOLOGI BAHASA INDONESIA ABDUL CHAER
PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
FKIP UIR 2013/2014
SUSIANA
2A/136210394

Bunyi Pengiring
Bunyi Pengiring adalah bunyi yang ikut serta muncul ketika bunyi utama dihasilkan. Bunyi-bunyi sertaan atau pengiring ini dapat dikelompokan sebagai berikut.
a.    Bunyi Ejektif, yaitu bunyi sertaan yang dihasilkan dengan cara glotis ditutup sebelum dan sewaktu bunyi utama diucapkan, sehingga ketika glotis dibuka terdengar bunyi glotal [?V].3)
b.    Bunyi klik, yaitu bunyi sertaan yang dihasilkan dengan cara lidah belakang menepelrapat pada velum sebelum dan sewaktu bunyi utama diucapka, sehingga penempelan pada velum dilepas terdengar bunyi [Kk].
c.    Bunyi Aspirasi, yaitu bunyi sertaan yang dihasilkan dengan cara arus udara yang ke luar lewat rongga mulut terlalu keras sehingga terdengar bunyi sertaan [h]. Misalnya, bunyi [p] pada awal kata bahasa inggris <peace> terdengar sebagai bunyi [ph], sehingga ucapannya menjadi [pheis].
d.   Bunyi Retrofleksi, yaitu bunyi sertaan yang dihasilkan dengan cara ujung lidah ditarik ke belakang segera atau ketika bunyi utama diucapkan sehingga terdengar bunyi sertaan [r]. Misalnya, bunyi [k] pada kata < kertas > terdengar sebagai bunyi [kr], sehingga ucapannya menjadi [kertas]. Jadi, bunyi [k] telah diretofleksikan.
e.    Bunyi Glotalisasi, yaitu bunyi sertaan yang dihasilkan dengan cara arus udara yang ke luar lewat rongga mulut telalu keras sehingga terdengar bunyi sertaan [h]. Misalnya bunyi [a] pada kata , < akan > terdengar sebgai bunyi [a?], sehingga ucapanya menjadi [a?kan].
f.     Bunyi Velarisasi, yaitu sertaan yang dihasilkan dengan cara mengangkat lidah ke arah langit-langit lunak (velum) segera atau ketika bunyi utama diucapkan sehingga terdengar bunyi sertaan [x]. Misalnya, bunyi [m] pada kata < mahluk > terdengar sebagai bunyi [mx], sehingga ucapanya menjadi <  mxxluk >
g.    Bunyi Nasalisasi, yaitu bunyi sertaan yang dihasilkan dengan cara memberikan kesempatan arus udara melalui rongga hidung sebelum atau sesaat bunyi utama diucapkan, sehingga terdengar bunyi sertaan [m]. Hal ini bisa terjadi pada konsonan hambatan bersuara, yaitu [b], [d], dan [g], sehingga menjadi [mb], [nd], [kg].
h.    Bunyi Labialisasi, yaitu bunyi sertaan yang dihasilkan dengan cara kedua bibir dibulatkan dan disempitkan segera atau ketika bunyi utama diucapkan, sehingga terdengar bunyi sertaan [w] pada bunyi utama. Misalnya, bunyi [t] pada kata < tujuan > terdengar sebagai  bunyi[tw] sehingga lafalnya [twujuan]. Jadi, bunyi [t] dikatakan dilabialisasikan.
i.      Bunyi palatalisasi, yaitu bunyi sertaan yang dihasilkan dengan caratengah lidah dinaikkan mendekati langit-langit keras (palatum) segera atau ketika bunyi sertaan [y]. Misalnya, bunyi [p] pada kata < piara > terdengar sebagai bunyi [py] sehingga ucapanya menjadi [pyara]. Jadi, bunyi [p] telah dipalatalisasi.