FONOLOGI BAHASA INDONESIA
TUGAS KEDELAPAN
PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
FKIP UIR
SUSIANA
2A/136210394
CONTOH
BUNYI SENGAU
Rabu, 25 April 2012
Seperti yang ditulis
Kasijanto Sastrodinomo, KOMPAS 26 Agustus 2011, Simulfiks ng hanya terjadi
dalam cakapan lisan yang tidak baku dan, karena itu, cukup alasan untuk
diasingkan dari ragam resmi. Ada kalanya ng dianggap merusak tatanan bahasa
yang baik dan benar. Beliau mencontohkan kata ngacir, ngablak, ngakak pengaruh
dari Bahasa Betawi serta kata ngopi, ngrujak, ngeh, ngumpul, dan ngumar yang
mendapat pengaruh dari Bahasa Jawa.
Lanjut beliau, simulfiks diwujudkan dengan penyengauan bunyi pertama suatu bentuk dasar, dan berfungsi membentuk verba (memverbalkan nomina), adjektiva atau kelas kata lain. Namun, alasan dan contoh lain dari pengaruh bunyi sengau (nasal) ini. Terlepas dari Bahasa Betawi dan Bahasa Jawa, bunyi sengau juga sering digunakan oleh banyak orang dalam bahasa lisan. Tidak hanya bunyi /ng/, bahkan bunyi /m/, /n/, dan /ny/ juga sering terdengar di obrolan yang kurang serius bahkan rapat resmi. Parahnya, kita juga sering mendengar kata kerja yang ditambahkan akhiran [-i], kebanyakan menjadi [-in].
Marilah sadari bersama bahwa kita lebih nyaman dengan kata berbunyi /ng/ seperti ngetik, ngonsep, ngoleksi. Awalnya, kata dasar verba ini diawali huruf [K] seperti ketik, konsep, koleksi serta ditambah awalan [me-] yang seharusnya mengetik, mengonsep, mengoleksi. Demikian dengan bunyi /m/ yang muncul dan sering diucapkan seperti maku, milih, minjam, meras. Asal kata tersebut adalah paku, pilih, pinjam, peras dan jika ditambah dengan prefiks [me-] seharusnya menjadi memaku, memilih, meminjam dan memeras.
Lanjut beliau, simulfiks diwujudkan dengan penyengauan bunyi pertama suatu bentuk dasar, dan berfungsi membentuk verba (memverbalkan nomina), adjektiva atau kelas kata lain. Namun, alasan dan contoh lain dari pengaruh bunyi sengau (nasal) ini. Terlepas dari Bahasa Betawi dan Bahasa Jawa, bunyi sengau juga sering digunakan oleh banyak orang dalam bahasa lisan. Tidak hanya bunyi /ng/, bahkan bunyi /m/, /n/, dan /ny/ juga sering terdengar di obrolan yang kurang serius bahkan rapat resmi. Parahnya, kita juga sering mendengar kata kerja yang ditambahkan akhiran [-i], kebanyakan menjadi [-in].
Marilah sadari bersama bahwa kita lebih nyaman dengan kata berbunyi /ng/ seperti ngetik, ngonsep, ngoleksi. Awalnya, kata dasar verba ini diawali huruf [K] seperti ketik, konsep, koleksi serta ditambah awalan [me-] yang seharusnya mengetik, mengonsep, mengoleksi. Demikian dengan bunyi /m/ yang muncul dan sering diucapkan seperti maku, milih, minjam, meras. Asal kata tersebut adalah paku, pilih, pinjam, peras dan jika ditambah dengan prefiks [me-] seharusnya menjadi memaku, memilih, meminjam dan memeras.
Gejala ini bermula dari verba yang diawalai
dengan huruf [P]. Kata dasar yang diawali huruf [T] tutup, tagih, tunjuk,
tembak juga mengalami hal serupa. Orang lebih senang ngomong kata nutup, nagih,
nunjuk, nembak dengan bunyi sengau /n/ ketimbang menutup, menagih, menunjuk dan
menembak, jika kata dasarnya diberikan imbuhan [me-]. Jangan heran, kata nyapu,
nyambung, nyiram, nyemprot juga lebih sering diucapkan oleh kita ketika
ngobrol. Bunyi /ny/ timbul pada kata kerja yang diawali huruf [S] seperti sapu,
sambung, siram, semprot ditambah awalan [me-] yang selayaknya menjadi menyapu,
menyambung, menyiram, menyemprot.
Tidak jarang orang
sering ngucapin kata kerja yang mengalami afiksasi dengan prefiks [me-] dan
sufiks [-i] atau [-kan] menjadi kata kerja berbunyi /ng/,/ny/,/m/,/n/ dan
akhiran [-in]. Kata musingin, ngembaliin, nidurin, nyambungin merupakan bentuk
verba terafiksasi yang sering terdengar di lisan orang Indonesia sebagai
pemakai Bahasa Indonesia. Itulah ciri bahasa lisan kita yang dipengaruhi bunyi
sengau dan Bahasa Betawi plus Bahasa jawa. Rumusnya yakni kata diawali huruf [K,T,S,P]
menjadi bunyi /m,n,ny,ng/. Singkatnya, jika verba diawali huruf [P] maka akan
timbul bunyi sengau /M/, jika verba diawali huruf [T] maka bunyi nasal /n/ akan
muncul, jika kata kerja diawali huruf [K] timbullah bunyi /ng/, dan bunyi /ny/
diucapkan jika verba diawali huruf [S].
lingua-bahasa.blogspot.com/2012/04/nyablak.html
12 Maret 2012
Tidak ada komentar:
Posting Komentar